Setahun sekali Jakarta menjadi tempat yang paling enak untuk hidup, tidak ada kemacetan dan tidak ada polusi udara akibat asap knalpot bus-bus yang hitam. Udara yang bersih dan segar, ditambah lagi dengan kecerahan pada siang hari sepanjang perjalanan kami dari Tangerang ke Jakarta. Hari kedua libur Lebaran ini kami gunakan untuk mengunjungi beberapa kenalan kami yang sedang terbaring sakit di rumah mereka dan sekeluarga yang berduka di Jakarta, dan sekeluarga yang masuk dalam jadwal kunjungan kami di Teluk Naga, Tangerang. Jadi, perjalanan kami cukup jauh hari ini.
Selama perjalanan ini, saya merenung dan mengamati setiap kejadian. Allah mengajarkan hal yang baru kepada saya. Sebelumnya, saya tidak pernah mengalami pengalaman kunjungan yang sebenarnya. Memang saya pernah melakukan kunjungan ke rumah-rumah sejak saya melayani di Balikpapan, tetapi makna sesungguhnya belum saya mengerti, sampai hari itu saya baru mengerti dan mengalami apa yang Allah taruh di hati saya. Kasih Allah yang begitu besar dapat saya rasakan ketika kami mengunjungi keluarga yang bapaknya terserang stroke beberapa bulan yang lalu. Bapak ini benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa, hanya terbaring kaku di tempat tidur, dengan selang di hidung. Istri dan anak-anaknya dengan setia selalu menemani, melayani dan berdoa untuk suami dan ayah mereka. Keluarga ini juga melayani di gereja yang sama dengan saya.
Kesetiaan mereka pasti Allah perhitungkan. Mereka tidak marah, atau kecewa dan tinggalkan Allah karena peristiwa ini. Tetapi justru, hal ini membuat keluarga ini semakin giat melayani Allah. Hal in terlihat jelas dari ibu yang setia terus melayan di gereja dengan rendah hati, anak sulungnya juga menjadi pemain musik di gereja. Allah melihat hati mereka dan tidak pernah meninggalkan keluarga ini. Allah pasti buat mujizat untuk mereka. Berbeda dengan keluarga sebelumnya yang kami kunjungi. Keluarga ini sedang berduka karena kehilangan ayah mereka. Salah satu anak perempuan dari keluarga ini sedang mengalami masalah yang sulit dengan keluarga suaminya. Tetapi dia kecewa dan tidak ke gereja lagi. Dari cara bicaranya, maaf saya tidak mau menghakimi, tetapi terlihat jelas, keluarga ini belum bisa mengampuni keluarga sang suami dari anak perempuan mereka ini.
Latar belakang masalah saya tidak tahu dan saya sedikit kaget dengan kunjungan ini. Kekerasan hati dapat saya rasakan dalam roh. Tetapi saya percaya Allah pasti menolong mereka kalau mereka melembutkan hati dan mau mengampuni. Saya hanya bisa berdoa untuk mereka. Allah yang lembutkan hati mereka dan Allah berikan pengampunan.
Pemeliharaan Allah dalam kehidupan setiap anak-anak-Nya, apalagi mereka yang berserah dan mau taat akan pimpinan Ro Kudus. Allah memberikan kepada manusia kebebasan untuk memilih, tetapi Allah menginginka manusia ciptaan-Nya yang sangat Dia kasihi memilih jalan kebenaran dan hidup yang sudah Dia sediakan lewat percaya kepada Yesus Kristus utusan-Nya yang kudus dan Anak Tunggal-Nya. Sejak dari awal Allah sudah menghadapkan manusia dengan dua pilihan, berkat atau kutuk. Syaratnya hanya satu yaitu, KETAATAN kepada perintah Allah yang tidak pernah membuat manusia celaka (Ulangan 28; Yeremia 29:11-14). Ketika kita berpaling mencari wajah Tuhan dan menemukan kasih-Nya, Dia Allah yang setia dan penuh anugerah akan memulihkan keadaan kita. Allah sumber kekuatan dan penghiburan kita. Tidak ada yang mustahil bagi yang percaya.
Be blessed!
Your comment made my day! Thank you so much for your kindness. Please note: I reserve the right to delete comments that are offensive or off-topic.